Kekacauan Timnas Italia kembali jadi sorotan publik usai keputusan mengejutkan pemecatan Luciano Spalletti. Federasi memilih langkah drastis di tengah persiapan Euro, yang kemudian memunculkan banyak pertanyaan dari berbagai pihak. Beberapa mantan pelatih dan pemain legendaris pun mulai bersuara, termasuk Arrigo Sacchi yang dikenal vokal dalam mengkritik arah sepak bola Italia.
Sacchi, dalam komentarnya, tidak ragu menyinggung Claudio Ranieri yang disebut-sebut sebagai kandidat pengganti. Ia menyebut pendekatan Ranieri terlalu konservatif dan kurang membawa inovasi ke permainan modern. Di sisi lain, ia juga menegaskan bahwa saat ini Italia membutuhkan pembaruan sistem, bukan hanya pergantian nama di kursi pelatih.
Lebih lanjut, kekacauan Timnas Italia mencerminkan kurangnya visi jangka panjang dalam tubuh federasi. Banyak keputusan tampak reaktif, bukan proaktif. Selain itu, proses regenerasi pemain belum menunjukkan hasil maksimal, sehingga tekanan terhadap pelatih kian berat. Sacchi juga mengingatkan bahwa fondasi yang lemah tidak bisa menghasilkan prestasi stabil di level internasional.
Meski situasi masih belum jelas, publik berharap adanya ketegasan arah dari manajemen tim nasional. Mereka ingin melihat rencana yang tidak hanya berorientasi hasil jangka pendek, melainkan juga mencerminkan identitas sepak bola Italia.
Sacchi Kecewa dengan Penolakan Ranieri Melatih Italia
Sacchi kecewa dengan penolakan Ranieri yang menolak tawaran melatih Timnas Italia di tengah masa transisi yang krusial. Menurutnya, momen ini sangat tepat untuk membawa perubahan besar dalam struktur tim nasional. Ia menyoroti perlunya pemimpin yang berani mengambil tanggung jawab dan memberi arah jelas bagi masa depan Azzurri.
Ranieri, meski sarat pengalaman, memilih untuk tetap bersama klub dan menolak posisi strategis di tim nasional. Sikap tersebut memicu reaksi beragam, dan Sacchi termasuk salah satu tokoh yang secara terbuka menyampaikan kekecewaan. Ia menilai, dengan latar belakang dan rekam jejak Ranieri, semestinya ia merasa terpanggil untuk memperbaiki situasi Italia.
Selain itu, Sacchi menekankan bahwa regenerasi pemain dan reformasi sistem tak akan berjalan tanpa pelatih yang siap menghadapi tantangan besar. Ia juga menyoroti bahwa federasi perlu lebih tegas dalam memilih sosok yang tak hanya kompeten, tetapi juga punya visi jangka panjang. Bagi Sacchi, pengembangan sepak bola nasional bukan hanya soal strategi, tetapi juga soal keberanian memimpin di saat genting.
Kini, publik menantikan siapa nama yang akhirnya dipilih untuk memimpin Italia ke turnamen besar berikutnya. Di tengah sorotan dan kritik tajam, Sacchi berharap federasi tidak lagi membuat keputusan terburu-buru. Penolakan Ranieri memang mengecewakan, tetapi harus menjadi momentum untuk membangun fondasi yang lebih kuat.
Related Posts

Mbeumo dan Teka-teki Baru Manchester United ala Amorim.
Mbeumo Manchester United menjadi rumor panas di bursa transfer musim…

Cristiano Ronaldo Raih 34 Trofi, Ini Daftarnya!
Cristiano Ronaldo 34 trofi kembali mencatat sejarah luar biasa dalam…

AS Monaco Klub Elite dari Wilayah Mini dan Bergelimang Trofi
ROKETSLOT - AS Monaco Klub Elite: AS Monaco bisa jadi…