0 Comments

Manchester City kembali memperkuat lini tengah dengan langkah ambisius: merekrut Tijjani Reijnders. Setelah tampil konsisten bersama AC Milan, gelandang asal Belanda ini langsung menarik perhatian Pep Guardiola. Ia dinilai cocok dengan filosofi permainan berbasis penguasaan bola dan tekanan tinggi. Sejak kedatangannya, Reijnders langsung bergabung dalam sesi latihan intensif yang berlangsung di pusat latihan City Football Academy.

Pada sisi teknis, Reijnders membawa kombinasi kelincahan, visi permainan, dan kemampuan distribusi bola yang presisi. Ia mampu bermain sebagai gelandang tengah maupun lebih menyerang, memberi Guardiola banyak opsi rotasi. Selain itu, Reijnders juga piawai dalam melakukan transisi cepat dari bertahan ke menyerang, sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam ritme kompetisi Liga Inggris yang padat.

Integrasi Reijnders ke dalam skuad Manchester City berlangsung cukup mulus. Ia mulai menjalin koneksi permainan dengan Rodri dan Kevin De Bruyne, serta menunjukkan adaptasi taktik yang cepat saat tampil dalam laga pramusim. Bahkan dalam uji coba melawan klub top Eropa, ia terlihat nyaman menempati berbagai peran di lini tengah. Hal ini membuka peluang bagi Guardiola untuk lebih fleksibel dalam meracik formasi.

Cerita Sukses Enzo Maresca: Belajar dari Para Legenda

Enzo Maresca terus menarik perhatian berkat gaya kepelatihan modern yang ia terapkan. Sejak pensiun sebagai pemain, ia langsung menempuh jalur kepelatihan dengan semangat tinggi. Ia memilih untuk belajar dari para legenda yang telah lama mencetak sejarah di dunia sepak bola. Bukan hanya menonton dari jauh, Maresca terjun langsung sebagai bagian dari staf pelatih di beberapa klub besar, termasuk Manchester City.

Dalam proses belajar itu, Maresca menyerap filosofi Pep Guardiola tentang penguasaan bola, struktur permainan, dan detail taktik. Selain itu, ia juga mendapatkan wawasan penting dari Carlo Ancelotti, terutama soal manajemen pemain dan ketenangan dalam tekanan. Bahkan, ia sempat bekerja sama dengan Manuel Pellegrini, sosok yang dikenal mengedepankan keseimbangan antar lini. Semua pengalaman tersebut ia kumpulkan dan olah menjadi gaya kepelatihan yang unik dan dinamis.

Setelah membangun fondasi yang kuat, Maresca mulai membuktikan kualitasnya sebagai pelatih kepala. Ia menerapkan prinsip-prinsip yang ia pelajari dengan pendekatan kreatif. Misalnya, ia mengutamakan fleksibilitas taktik sesuai lawan, tetapi tetap menjaga identitas permainan. Selain itu, ia mendorong pemain untuk aktif dalam proses pengambilan keputusan di lapangan. Hasilnya, tim-tim yang ia latih tampil disiplin sekaligus ekspresif.

Saat ini, Enzo Maresca menjadi salah satu pelatih muda paling menjanjikan di Eropa. Keberhasilannya tidak muncul secara instan. Ia terus beradaptasi, menganalisis pertandingan, dan terbuka terhadap kritik. Keputusannya untuk belajar dari para legenda menjadi fondasi utama dalam setiap langkah kariernya. Kini, ia siap mencetak sejarahnya sendiri sebagai pelatih papan atas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts